THIS IS WAR!

Yep, sebelumnya mari saya perkenalkan diri terlebih dahulu. nama saya, Amos. duh, terlalu formal nih. yaudah saya langsung ke intinya aja. jadi saya hari ini akan memberitahukan kepada para pembaca nun jauh disana yang transparan dimata saya, bahwa blog ini saya jadikan sebagai tempat saya membagikan fanfiction nista saya yang tidak terhitung berapa kata yang sudah saya ketik.

fanfiction apaan aja? banyak. saya biasa membuat fanfiction dari anime, 3d animation, dan game kesukaan, tentu dengan OTPnya. tapi saya kadang juga membuat fanfiction dari imajinasi saya sendiri, memakai karakter sendiri dan alur cerita sendiri tentunya. intinya, beragam. oh iya, bagi kalian yang mau request bisa klik tombol facebook yang ada diheader blog ini, lalu kirimkan pesan kesaya. atau bisa juga menghubungi email ini: hiyoriihuya@gmail.com. akan saya respon secepat mungkin dan secepat saya berlari. udahlah.

WARNING! POI, fict kali ini mengandung bahasa yang nyeleneh, alur cerita yang ngawur, nista, OOC, dan hal memalukan lainnya. ingin muntah? silahkan saja. saya sudah menyediakan beberapa kantong kresek yang boleh kalian gunakan.

Ingat, saya tidak mengklaim atau melakukan kejahatan apapun. saya hanya sekedar fans yang baru saja menamati season 1 Kantai Collection beberapa bulan yang lalu.

---------------------------------------------------------------

Sinar matahari yang sangat menyilaukan menyinari Naval Base. Tapi para Kanmusu kecil ini tampaknya tidak peduli apa yang terjadi dengan sang surya dan markas mereka. Mereka asik bermain sampai engap-engapan.

“Hah... hah... hah... gerah euy!!” Ujar kanmusu kecil berambut ungu gelap yang biasa dipanggil Akatsuki, mengibaskan topinya berkali-kali kelehernya.

“Harasho..” sambung kanmusu kecil berambut biru yang dipanggil Hibiki, berkali kali mengelap keringat dijidatnya.

“Udahan deh main petak umpetnya... nyerah!” kata kanmusu bertaring kecil yang dipanggil Ikazuchi, kanmusu kecil lainnya yang bernama Inazuma mengangguk menyetujui Ikazuchi.



"Yaudah ah kita balik aja. Nagato-san sama Mutsu-san pasti udah kelimpungan nungguin kita tuh. lagi pula dikit lagi makan siang mau mulai, jangan sampe kare daging sapi inceran kita udah diembat duluan sama Akagi-san!" Akatsuki langsung menarik tangan saudaranya dan mereka pulang ke markas.

Pas sekali, ketika mereka baru menjejakkan kaki didepan gedung markas, bel makan siang langsung berbunyi dengan lantangnya. sadar bahwa 2 detik lagi kare incaran mereka dari tempo hari bakal diembat duluan, mereka langsung balepan. yah, engap-engapan lagi deh.

"UWWOOGGGGHHH! KITA TIDAK BOLEH KALAH DARI RATU BAUKSIT ITUUUUU!!!!" Akatsuki berteriak dengan mantabnya, sambil menarik kerah Hibiki. sementara Hibiki berkali kali memukul tangan Akatsuki karena merasakan lehernya dicengkram hebat.

"NANO DESU!!" Inazuma menyaut dengan bahasa keramatnya, sementara nafas Ikazuchi udah sakaratul maut.

"AYOOO IKAZUCHI-CHAN!! DIKIT LAGI GERBANG SURGA UDAH KITA BUKA!" Inazuma langsung mengendong Ikazuchi yang tertinggal 5 langkah dibelakang, lalu berlari meninggalkan Akatsuki yang tarik nafas sebentar.

"TUNGGU KAMI! MENINGGALKAN SEORANG PEREMPUAN DIBELAKANG SANGAT TIDAK DEWASA!!!" Akatsuki langsung lari, tak lupa tangannya menyeret kembali Hibiki. kali ini mending, yang diseret kakinya bukan kerah bajunya lagi.

Atago yang dari tadi melihat mereka hanya bisa tersenyum sambil ber 'ara-ara'. sementara Takao hanya menggeleng geleng kepala, facepalm.

"Takao-chan, mereka tampaknya semangat sekali yaa..." ujar Atago sambil tersenyum geli.

"Aku tak tahu mereka ini semangat atau kelaparan. biarlah, ayo Atago-chan." Takao langsung mengandeng tangan Atago dan berjalan santai menuju kantin.

"YOSH! Tinggal 5 langkah lagi kita akan sampai digerbang surga itu, ayo! menuju kemenangan bersama sama!" Akatsuki langsung mengandeng tangan Hibiki, begitu juga dengan tangan Hibiki yang sudah mengandeng Ikazuchi dan Inazuma. senyum lebar terpampang diwajah mereka, air mata kebahagiaan perlahan-lahan membuat air terjun.

"Tahan disitu!"

"HOH?!"

Ketika para kanmusu kecil itu membalikkan kepala kebelakang, dilihatnya lah musuh terbesar mereka. dengan Hakama merah, rambut panjang mengkilap, serta mata hijau yang mengkilap. sementara dibelakangnya terdapat 3 orang bertampang nista. satu dengan model rambut side-tail dengan aura kegelapan disekitar tubuhnya, satu disebelahnya dengan rambut abu-abu panjang sedang berdiri dengan tegap, tentu dengan senyum mengerikan. sementara yang satu lagi, twintail berwarna hijau dengan susah payah menenangkan atasannya yang mendapatkan gelar Ratu Bauksit itu.

"Kalian ingin mendahului kami ya? tidak akan bisa! karena kami akan sampai pertama disana!" ujar Akagi yang mendapatkan gelar Ratu Bauksit, emosi karena terdahului terpampang diwajahnya.

"Tidak akan! kalau kalian duluan, bisa habis nanti 3 bakul nasi! kasihan kanmusu lainnya nggak kebagian makan! sadar diri dong!" Akatsuki melawan, saudaranya mengangguk menyetujui.

"Itu salah mereka karena kalah cepat." kilah Kaga yang mendapatkan gelar Jenderal pelindung Ratu Bauksit.

"Betul sekali." sambung Shoukaku yang mendapatkan gelar Jenderal pelindung Ratu Bauksit kedua.

"Tidak akan! pokoknya, kami melakukan ini demi keadilan! mentang mentang kalian pelanggan tetapnya Mamiya, kelakuan kalian seenak jidat begini!" Inazuma berancang-ancang, begitu juga dengan Ikazuchi.

"Huh, kalau kalian ingin sampai lebih dulu dikantin..." ujar Akagi

"Kalian..." Kaga ngikut ngikutan

"Harus..." Shoukaku ngikutin Kaga

"MELEWATI MAYAT KAMI!!" Akatsuki berteriak, serentak koridor berubah menjadi arena tinju.

Akagi berhadapan dengan Akatsuki, sementara diujung sana Hibiki berhadapan dengan Kaga. Ikazuchi dan Inazuma berhadapan dengan Shoukaku dan Zuikaku.

Entah angin apa yang nyamber, Fubuki yang daritadi cuman nonton perdebatan mereka udah megang peluit aja, "Bek kiri siap?!" Tanya Fubuki ke team Ratu Bauksit, "SIAP!"

"Bek kanan siap?!" Tanyanya lagi ke team loli, "SIAP!!"

"SATU DUA TIGA!!"

Akatsuki bergelut dengan Akagi, sangat seru. Akatsuki berusaha menendang kaki kanan Akagi, tapi dia malah terjumplang kebelakang karena kakinya tidak cukup menggapai kaki Akagi. sementara Akagi sudah mendapatkan kesempatan didepan mata, dia langsung mengangkat badan Akatsuki dan melemparkannya entah kemana.

lain lagi dengan Hibiki, mereka bertarung sangat santai. sampai sampai menonjok pun jarang, hanya berdiam diri menunggu siapa yang akan menyerang duluan. begitu saja terus.

pertarungan yang satu ini cukup seru. Ikazuchi dan Inazuma berkali kali melompat berusaha untuk menonjok perut Shoukaku dan Zuikaku tapi apa daya badan mereka terlalu kecil. tak sampai. Shoukaku dan Zuikaku hanya bisa tertawa penuh kemenangan.

"Tampaknya... kita kalau seperti ini terus akan kalah..." ujar Akatsuki dengan jeda perkata buat ngambil nafas 5 detik(?)

"Tidak... kare sapi spesial Mamiya..." Ikazuchi mengerang lemas karena kecapean dari tadi lompat nggak jelas

"Usaha kita..." Hibiki bergumam

"Sia.. sia..." Inazuma tepar

Sementara aliansi Ratu Bauksit tinggal satu inci lagi menuju gerbang surga. senyum kemenangan terpampang jelas diwajah nista mereka yang menahan lapar sejak tadi.

"Kare sapi spesial... kami tidak bisa memberikannya kepada kalian..." Akatsuki mencoba untuk bangkit, tapi roboh mulu.

"Sudahlah, akui kekalahan kalian. kami udah nahan lapar daritadi nih. pengertian dikit napa." Akagi mencoba untuk menahan laparnya lebih lama lagi. daritadi ilernya mau keluar mulu tapi diisep lagi kedalem.

"Tapi... kare sapi spesial Mamiya... adalah yang terbaik diseluruh dunia...." Ikazuchi kembali meraung

"Duh, perasaan dramatis banget, poi~" Yuudachi udah gregetan endingnya kek gimana.

"Yuudachi-chan kalau mau duluan kekantin yaudah duluan aja. aku lagi nungguin Fubuki selesai nontonin Akagi-senpai, nih." Mutsuki sweatdrop

"Huft..." Akagi tiba tiba menghembuskan nafas, sontak para kanmusu kecil itu langsung kaget dan melihat secercah harapan.

"Bagaimana kalau kita sudahi adegan ini dan makan kare sapi spesial Mamiya bersama? kan lebih baik." Akagi mengambil jalan pintas.

"Ngomong dari tadi kek kalau endingnya jadi kayak gini..." ujar Akatsuki dalam hati, gedek karena sifat Akagi baginya yang labil.

"Eh, beneran nih? Akagi-san?" Kaga jadi kaget sendiri.

"Iya." Akagi akhirnya menyerah juga, dan berusaha membantu Akatsuki dan yang lainnya berdiri.

"Gapapa nih, Akagi-senpai? kau jadi nggak bisa makan nasi 3 bakul." Zuikaku mengkhawatirkan perasaan Akagi.

"Kali kali makan nasi 1 bakul, program diet kan gak papa." jawab Akagi santai.

"Jancuk! makan nasi 1 bakul dibilang program diet. seberapa gede sih tengki perutnya dia?" Hibiki gregetan.

"Yasudah, pertandingan selesai. tidak ada yang menang. seri semua." Fubuki mengumandangkan akhir pertandingan, lalu koridor kembali digunakan fungsi aslinya.

"Ayo, keburu kare sapi spesial Mamiya abis." Akagi langsung mengandeng tangan Akatsuki dan yang lainnya.

"B-baiklah..." Akatsuki akhirnya percaya sama sifat Akagi yang tiba tiba berubah drastis. dan yang lainnya hanya tersenyum girang.

"Akhirnya pintu gerbang surga sudah terpampang jelas dimata kita. ayo, buka!" Akagi mempersilahkan Akatsuki membuka pintu kantin yang mereka sebut sebut pintu gerbang surga itu.

Akatsuki langsung membuka pintu kantin dengan perasaan mantab. lalu bersama sama mereka menjejakkan kaki dilantai Kantin. ketika mereka baru saja ingin mengambil nampan dan mangkok nasi, tiba-tiba...

"MAKAN SIANG TELAH SELESAI... SAATNYA LATIHANNN!!!" Terdengar suara Nagato mengumumkan makan siang selesai. sejenak kantin langsung keluar berhamburan isinya. meninggalkan para kanmusu kecil dan aliansi Ratu Bauksit yang melongo.

"TIDAAAAAAAKKKKKKKK!!!" teriak pilu mereka bersamaan.

-End-

-----------------------------------------------------------

Ahahahaha, gimana? gaje kan? garing kan? nyeleneh kan?
yasudahlah, fict KanColle pertama saya sudah saya lunaskan. selamat membaca, semoga kalian menyukainya. oh ya, jika ada kata kata yang kurang pantas atau kurang pas bisa kalian bicarakan dikolom komentar.

Sampai jumpa di fict berikutnya ^_^